I don't know what will I do if it disappear from me, the one that I know is 'm not ready loss it.
Setiap orang pasti punya sesuatu yang berharga bagi hidupnya, sesuatu yang membuatnya bertahan melewati semua rintangan yang dihadapinya, dan mungkin menjadi alasan kuat bagi semangatnya untuk tidak pernah padam. Dan seandainya hal itu tidak ada, dan alasan itu menghilang, haruskah kita mencari alasan lain untuk tetap bertahan ataukah menyerah dan akhirnya menerima kenyataan??
Aku menyadari bahwa setiap orang memiliki kekuatan dalam dirinya. Kekuatan untuk bertahan dan memperjuangkan alasan itu. Seberapa besar kekuatanmu, dan seberapa lama kamu bisa bertahan, semuanya bergantung dari seberapa yakin kamu atas apa yang kamu percaya.
Beberapa dari kita mungkin tidak siap untuk menanggung beban itu, beberapa di antara kita bahkan sebenarnya belum pantas menerima kenyataan untuk menanggung beban itu. Namun sekali lagi, alasan itulah yang membuat mereka akhirnya merubah haluan dan memasang posisi bertahan dari segala rintangan itu.
Tapi pada akhirnya, ketika alasan itu menghilang, tidak sedikit orang yang akhirnya terjatuh dan terperangkap dalam tumpukan kesakitannya sendiri. Rasa sakit dari luka lama itu malah terasa lebih perih dari sebelumnya. Bahkan meski tak ada bekas sedikitpun, tapi tetap saja ada rasa sakit yang teramat sangat. Sebagian lainnya mungkin menangis, meluapkan seluruh perasaanya, menuangkan seluruh emosinya, sampai pada saatnya dia akan menghapus air matanya sendiri atau dengan bantuan orang lain dan akhirnya berdiri, bangkit kembali dan menemukan alasan lain untuknya tetap bertahan. Namun, beberapa orang lainnya yang kesedihannya teramat sangat dalam, berdiri tegar menghadapi kenyataan itu. Dia tidak menangis, namun hal itu lebih perih dari apapun. Dia mungkin tidak terjatuh namun hatinya lebih terpuruk dari apapun. Dia memilih untuk mempertahankan keberadaannya, menghadapi kenyataan dengan merangkul seluruh kesedihannya. Meskipun ini lebih sakit, lebih perih dan lebih sulit untuk dilakukan, namun dengan berdamai seperti itu merupakan jalan terbaik.
So, when it disappears, ready or not, you must face that.
Cause this is my decision...
Yes, it's you...
Suaranya masih terdengar sama saja, bahkan saat pertama kali dia berbicara padaku. Suara yang kurekam dalam kepalaku, kusimpan dan kuputar berkali-kali hanya untuk mengingatkan rasa sederhana yang kumiliki untuknya. Mungkin rasa kagum, rasa aman, atau rasa percaya.
Sampai akhirnya tanpa perencanaan sama sekali ketika kakiku telah melangkah cukup banyak, hatiku telah menunggu cukup lama hingga kusadari bahwa dia cukup dekat untuk kuraih. Bahkan sangat dekat.
Aku tidak pernah berharap memilikinya untuk diriku sendiri, karena meskipun ragu, hatiku mengangguk pelan bahwa dia memiliki kehidupan lain yang tak pernah kujangkau. Kehidupan yang tidak pernah kulihat, hanya miliknya dan orang-orang yang tak pernah kutemui.
Suaranya kembali kurekam, caranya berbicara kupotret dalam jarak dekat. Berharap suatu saat nanti akan ada banyak momen-momen seperti ini. Berharap suatu saat nanti tidak ada lagi perasaan lelah menanti. Dan meskipun ada, setidaknya aku tahu bahwa perasaan itu akan hilang dalam sekejap dan terbayar lunas ketika aku selangkah lebih dekat dengannya.
It has been a long time,,,
How's it going??
Sekarang aku benar-benar harus memulainya. Suka atau tidak suka. Tidak mungkin ada perubahan jika diriku terus-terusan hanya berfikir tanpa ada tindakan nyata. Karena sebuah mimpi akan menjadi lebih baik jika kita menatanya dalam realita, bukan dalam fikiran.