Angel Wing Heart

nuni_nunita

my small notes

When you love someone..
you don't need him/her to be perfect..
it's just the perfect thing to be with him/her..


Saat kita mencintai seseorang..
Selalu ada musik yang seolah mengalun dan degup jantung yang tak beraturan. Entah saat melihatnya pertama kali, atau setelah beberapa pertemuan tak terduga. Perlahan, ada cahaya merah muda yang semakin bersinar yang membuat orang di sekitarnya menjadi bukan siapa-siapa.

Saat kita mencintai seseorang..
Kita mulai mencocok-cocokkan apa saja yang berhubungan di antara kita dan dia. Warna pakaian saat bertemu, jenis lagu kesukaan, dan kebetulan lainnya yang seolah terjadi karena takdir. Kemudian hal-hal tentang dirinya selalu menjadi hal menarik dan tidak akan menjadi membosankan.

Saat kita mencintai seseorang..
Bukan berarti dirinya adalah kumpulan hal-hal baik yang diciptakan Tuhan dalam wujud manusia. Bukan berarti dirinya adalah sempurna yang tak dimiliki orang lain. Namun, kehadirannya dalam hidup kita seperti keajaiban yang direncanakan. Lalu senyumnya menjadi bagian terindah yang Tuhan berikan pada kita.

Saat kita mecintai seseorang..
Terkadang mungkin kita menjadi sedikit lebih egois. Berharap waktunya berada dalam genggaman yang sama dengan waktu kita sendiri. Namun mencintai bukan selalu berarti dicintai. Bahkan merindukannya sama sekali takkan menjadi tanggung jawabnya.

Ketika kita mencintai seseorang..
Kita belajar menerima. Menerima kenyataan. Karena memberi akan menjadi hal yang akan selalu kita perjuangkan. Kita belajar menjadi orang yang pantas. Bukan untuk menjadi orang lain, tapi untuk menjadi lebih baik.

Karena ketika mencintai seseorang, bukan berarti tidak akan ada lagi rasa sakit.

The real love doesn't have a happy ending.. 
it's simple, 
it's never end..

Malam-malam terasa panjang dengan adanya dia yang entah bagaimana selalu bisa berhasil mengubah kecemasan menjadi oase. Saat kututup mata dan berharap rasa yang tersimpan menjadi kenangan (lagi), tidak pernah kutemukan alasan yang tepat untuk benar-benar meninggalkannya.

Jingga, langit dan pantai mengingatkanku pada wajah tersipunya yang takkan kulupakan. Juga hujan dan senyumnya yang seolah mengantarkan tiap pesan kosong berisi kerinduan. Lalu bintang dan keajaibannya yang selalu menjadi pendengar yang baik bagiku. Aku mungkin telah kembali menjadi sasaran panah merah jambu.

Jika mungkin, kutitipkan hatiku pada seribu bangau kertas. Akan kuhabiskan waktuku untuk mengirimkannya meski itu seharga seumur hidupku. Jika mungkin, kutitipkan permohonan pada bintang jatuh yang ditarik gravitasi bumi. Akan kutunggu cahayanya sampai pada mimpi-mimpinya di pertengahan malam. Jika mungkin, kutitipkan semua rasa hingga tak ada satupun sakit yang tersisa. Akan kuberikan pada angin yang berhembus dan menerpa wajahnya, pada ombak yang terburu-buru mencapai pantai, pada tetes hujan yang terbawa oleh gumpalan awan.

Percayakah dia tentang semua kalimat manis yang kukirimkan lewat aliran angin yang tak terlihat?

Kuharap dia mendengarkannya. Meski hanya sekali. Bahwa ceritaku membutuhkannya sebagai salah satu tokoh utama untuk melengkapkannya.

Just because you miss someone, 
doesn't mean they belong in your life..

Lagi, malam kemarin hujan turun dan aku mengingatnya. Rintik yang berbunyi kecil menerpa tanganku yang menengadah ke atas, kebiasaan yang sering kulakukan saat hujan dan aku mengingatnya. Aku terdiam. Lama. Lalu rintik tiba-tiba berubah menjadi hujan yang datang sambil bersahut-sahutan.

Aku merindukannya beberapa hari ini. Bahkan dia hadir dalam mimpiku beberapa hari yang lalu. Aku semakin merindukannya, dan dia sepertinya tidak tahu sama sekali. Bahkan aku melakukan hal bodoh lainnya saat berharap bertemu dengannya. Aku benar-benar merindukannya. Juga punggungnya yang selalu kukagumi. Termasuk senyum dan kebiasan-kebiasaan aneh lainnya.

Beberapa malam kemarin. Aku merindukannya.

Tapi bahkan jika aku merindukannya berkali-kali, tidak ada yang berubah. Tapi bahkan jika aku memimpikannya berkali-kali, tidak akan mungkin kenyataan berubah dalam semalam.

Bahkan jika aku merindukannya, setiap kali aku menarik nafas panjang.

Tidak ada yang berubah.

Hatinya, tetap saja menjadi miliknya.

Some may call it destiny..
Some may call it meant to be..
But I just call it you-and-me..

Beberapa bulan lalu. Ketika aku dan dia bahkan hanya bertemu dalam potongan waktu yang tersisa dari aktivitas lain. Ketika aku dan dia hanya bertukar senyum lalu saling memalingkan pandangan. Kami hanya bertukar sapa lewat punggung yang berhadapan, lalu saling menyapa lewat diam. Tidak ada satupun yang tahu, aku maupun dia. Tentang apa yang direncanakan takdir pada ikatan yang mungkin akan menghubungkan kami.

Beberapa pekan lalu. Saat tanpa sengaja aku dan dia kembali bertemu. Saat aku dan dia kembali bertukar senyum. Saat aku dan dia tanpa sengaja saling berbicara. Saat aku masih belum tahu, dan dia juga sepertinya belum tahu alasan bagi kami untuk saling peduli. Kami masih belum tahu, entah itu aku atau dia. Apa ikatan antara dua orang bisa dengan mudahnya terhubung seperti itu.

Beberapa hari lalu. Aku, atau dia. Entah siapa yang memulai pembicaraan lebih dulu. Tapi yang aku tahu, dia sering tersipu malu sambil menundukkan kepalanya. Dia sering seolah kehilangan kata-kata dan tersenyum sambil memegang kepalanya. Sepertinya aku sudah tahu, memang sepertinya takdir sudah membawanya seperti ini.

Kemarin. Aku, juga dia. Tidak ada dari kami yang tahu bahwa malam bisa terasa sangat panjang. Selalu saja ada alasan untuk melawan waktu yang berdetak. Lalu sekali lagi, aku melihat punggungnya. Entah itu punggung yang sama yang kulihat beberapa bulan yang lalu atau bukan. Dia kemudian tersenyum. Lagi. Aku juga. Di dalam hati.

Esok. Mungkin seterusnya. Masing-masing dari kami, aku maupun dia. Tidak akan ada yang pernah tahu. Kemana aku atau dia akan pergi. Kemana kami akan dibawa pergi. Sekali lagi. Oleh takdir.

Can you listen it??
Can you feel my heartbeat?



Aku sedang duduk sambil menatap langit biru ketika angin menerpa wajahku. Beberapa daun yang jatuh dan mengering di tanah, menimbulkan bunyi ketika seseorang tanpa sengaja menapakkan kaki di atasnya. Aku tersenyum, saat menyadari ada gemuruh di dalam hatiku.

Sepertinya seseorang sekali lagi berhasil membuat jantungku berdetak lebih cepat. Seseorang telah berhasil mengambil oksigen di sekitarku dan membuat tiap helaan nafasku menjadi lebih berat. Seseorang memiliki gaya gravitasi yang lebih tinggi dibandingkan bumi, tempatku sekarang, dan membuatku selalu seolah teralihkan padanya. Seseorang telah berhasil mengalihkan seluruh duniaku dan hanya tertuju padanya.

Aku kemudian tersenyum. Lagi.

Beberapa bocah kemudian berlarian tepat di depanku. Merentangkan tangannya seolah membentuk sayap sambil berkejaran. Tawa mereka kembali membawaku ke dunia tempatku harus berpijak. Aku kembali merasakan gemuruh di hatiku.

Sepertinya seseorang benar-benar telah berhasil kali ini. Dia yang akan terus menjadi rahasia antara aku dan hatiku. Dia yang akan terus menerus ragu, dan bertanya tentang siapa yang telah mencuri hatiku.

Dia yang tidak akan pernah tahu, atau pura-pura tidak tahu.

Aku tersenyum.

Lagi.

Sepertinya benar, seseorang telah mencuri hatiku.

A music that I never forget,,
It's him...
The reason what makes my heart beating,,
It's love..
The space that he left when he leave..
It's hurts..

Ada spasi yang panjang diantara kata yang beberapa waktu terakhir berusaha untuk kutuliskan. Ada kalimat-kalimat yang kehilangan penghubung dan menyisakan deretan kata tanya yang menunggu untuk dijawab. Juga ada paragraf yang kehilangan judul dan menjadi kumpulan barisan tak berarti. Lalu aku kembali diam untuk beberapa saat. Berusaha untuk tidak lagi menjadi aku yang menunggunya, tapi aku yang diharapkannya.

Dia akhirnya benar-benar menjadi langit yang tak bisa kugapai. Bahkan jika aku berusaha meraihnya. Seperti langit yang seolah dekat namun hanya salah satu tipuan cahaya yang dipantulkan dan tertangkap oleh mataku. Karena dia tidak benar-benar berada di sampingku. Dia hanya bayangan yang ditangkap hatiku dan seolah berada sangat dekat denganku. Kemudian hatiku juga mulai menipu dirinya sendiri, dan percaya bahwa bayangan itu benar-benar dia. Pada akhirnya, tidak ada yang benar-benar bisa kupercaya karena bahkan hatiku dengan mudahnya tertipu.

Saat aku memilih untuk tidak percaya pada siapapun, dia kemudian kembali menjadi warna jingga yang menggantung di langit seolah berusaha membuatku percaya dan kembali. Bahkan jika aku mengambil langkah-langkah kecil, namun hatiku dan sebagian perasaanku masih terpaku padanya. Lalu jarak yang kemudian terbentuk seolah memutar kembali kenangan dan harapan dan menghancurkannya dalam satu waktu.

Jadi biarkan dia, cinta, dan rasa sakit yang timbul karenanya menjadi bagian dari kenangan.
Karena dia, cinta, dan rasa sakit yang ada membuatku bisa menjadi aku yang sekarang.

Diberdayakan oleh Blogger.
Just my small notes Hope you enjoy this blog... :)

Pengunjung

About Me

Pengikut