Angel Wing Heart

nuni_nunita

my small notes

I hear a voice, and I think it's you
I run over than found that I take a wrong way
I should let you go,,
Forget the pain, and stay still in that side
or hide in other place, so I can't see you and hurt my heart more...

Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tegar dalam masalah ini. Untuk tidak menyerah dengan apapun, dan mempercayai apa yang hatiku ingin percaya. Aku berusaha mendengar bisikan-bisikan yang terdengar semakin melemah untuk kemudian kuteriakkan suatu saat nanti. Aku berusaha untuk melihat gambaran yang mulai buram agar suatu saat dapat kuperlihatkan pada orang lain. Bahwa inilah aku, dalam setiap perjuangan dan asaku untuk menggapai hal itu.

Kemudian aku meihatmu, yang entah mengapa terkadang menjadi sebuah penyesalan dalam hidupku. Karena jika aku tidak terlalu berani untuk memulainya dulu, mungkin tidak akan ada akhir yang seperti ini. Seandainya nalarku mampu menahanku, harusnya ia membuatku tidak berjalan sejauh ini. Hingga pada akhirnya, hanya akan ada kalimat pengandaian yang akan kugunakan untuk meluapkan rasa kecewa yang telah mencapai ambang batasnya.

Aku tertunduk, merasa sakit. Mengapa aku jadi seperti ini? Ada sesuatu yang mulai membungkam senyumku. Apakah ini air mata? Aku menemukan diriku telah benar-benar merasa kecewa, terjatuh. Tapi aku tahu bahwa hatiku bukanlah seorang pejuang yang gentar terhadap hal seperti ini. Mengapa aku menjadi bimbang dalam setiap keputusanku? Haruskah aku berhenti, tetap menunggu ataukah berlari menjauh? Ada banyak tanya yang kemudian membuatku kembali terdiam. Menghapus rasa kecewa yang tertumpah yang berubah menjadi penyesalan.

Because we never know
when we meet in accident time
but when we meet,
I'll smile, for you....

Untuk seseorang yang tidak akan merasa...
Tahukah kamu? Bahwa aku menyimpan sebuah senyuman, yang suatu saat hanya akan kuberikan padamu, orang pertama yang membuatku mampu tersenyum bahkan disaat aku merasa benci dengan diriku sendiri. Karena dirimu, orang yang menggenggam tanganku erat, saat aku terjatuh dan hampir masuk ke dalam jurang yang sangat dalam.

Aku tidak mungkin memohon agar kamu bisa mengerti. Cukup dengan berada di sampingku, cukup dengan melihatmu dari kejauhan, aku menerima semuanya. Karena bagaimanapun kejadiannya, bagaimanapun keadaannya, pada akhirnya aku akan tersenyum. Bahwa setidaknya kamu ada, hatiku berharap kamu bisa menyembuhkan segalanya.

Jika nanti kita bertemu secara tidak sengaja dan kau tidak menyadari kehadiranku, tidak masalah buatku. Karena hatiku telah memaafkanmu. Kau tidak perlu menyapaku, karena yang kubutuhkan darimu adalah kebahagiaanmu, dan aku akan tersenyum untukmu.

Kamu tidak akan sadar, dan aku akan membuatmu tidak menyadari semuanya. Aku tidak butuh sebuah pengakuan, sebuah tatapan kasihan darimu. Cukup melihatku seperti yang sering kau lakukan. Cukup berbicara seperlunya seperti apa yang biasa kita lakukan. Tidak usah sadar dengan semuanya, dan jangan pernah berbalik untuk berhenti tersenyum.


and at the end,, 
we must face that fear...
and in the end,,
we take our own path...

Kita memang tidak pernah benar-benar setuju untuk melangkah bersama-sama. Hanya saja secara alami kita seperti saling mengerti dan memulai semuanya bersama-sama.  Meski tanpa perjanjian, kita berusaha untuk tak merusak apa yang kita buat. Mungkin seperti itu pandangan ku terhadap apa yang kita jalani selama ini. Kita tidak pernah membantah apapun, kita tidak pernah mengelak dari takdir yang mempertemukan kita. Kita memang menjaga segalanya tetap utuh.

Waktu adalah obat yang paling mujarab untuk menyembuhkan sebuah luka. Itu yang kebanyakan orang tahu. Tapi apakah semua orang juga tahu, bahwa waktu bisa menjadi pemisah antara orang-orang yang berusaha untuk saling mengenal, untuk saling memahami? Kurasa tidak. Karena banyak orang yang terlalu sering mengulur waktu, membiarkan waktu membawa semua harapan yang ingin dikatakan. Karena ketika kita sampai pada titik aman, tidak banyak yang ingin mengambil resiko untuk merusak hubungan tersebut. Sebagian orang berani, kemudian menghadapi kenyataan manis yang dinikmati bersama atau kenyataan pahit yang kemudin ditelan bulat-bulat. Sebagian lagi memilih untuk diam, membiarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Kemudian sisanya memilih untuk pergi diam-diam, mungkin menyerah atau putus asa dengan keadaann.

Sampai akhirnya, kita mengambil jalan kita masing-masing. Kita mungkin berusaha untuk melupakan segalanya, meninggalkan kenangan dan melupakan rasa sakit. Tidak berusaha berbalik untuk kembali tenggelam dalam masa lalu. Kita kemudian menjadi orang asing. Ketika waktu kembali mempertemukan kita, kita bisa mencoba memulai dari awal, atau berusaha untuk berhenti berharap.



an then time passed away..
until i closed that door, you never come
even just think about me

Kami memang saling mengenal. Aku tahu dia sapa, dan sebaliknyapun begitu. Bahkan dari suatu awal yang benar-benar tak terpikirkan, kita kemudian mencoba untuk saling mengerti satu sama lain. Mungkin masing-masing dari kita berusaha untuk saling mengenal. Atau itu hanya diriku yang berfikiran seperti itu? Aku mencoba mengenalmu lebih jauh, dan hatiku memiliki harapan yang sama padamu. Mungkin suatu saat kita benar-benar bisa saling mengerti, bisiknya.

Mungkin dirimu memang tak pernah berada di hadapanku. Ataukah yang kulihat hanya bayangmu dalam cermin yang mulai memudar? Karena bahkan tanpa diberitahupun aku sudah tahu, bahwa kamu tidak pernah sadar, kamu tidak pernah mau mengerti.

Dia memang tidak tahu bagaimana aku menunggunya selama ini. Dia mungkin memang tidak pernah sadar. Atau mungkinkah dia hanya berpura-pura tidak melihatku? Berusaha untuk menyembunyikan rasa tidak pedulinya dalam diam, dalam guratan senyum yang sesekali terlukis untukku. Bahkan mungkin selama sisa perjalanan ini, yang kulihat hanyala aktingnya yang melebihi bintang manapun. Karena dia benar-benar telah menipu.

Maaf, maaf karena telah menuduh.
Tapi benarkah dia sama sekali tidak menyadarinya? atau semua yang kulihat hanya ilusi dalam dahaga yang tak terbebaskan? Karena bahkan setelah perjalanan panjang ini, dan bahkan setelah aku menunggu dan memutuskan untuk berhenti, kamu tidak pernah sadar akan apapun. Kamu tidak pernah mengerti. Ya, kamu memang tidak pernah berusaha untuk mengerti.


Even that it's hurt,,
i must act like nothing happened
Even that it's hard,,
i must smile and happy for his life...

Tidak ada yang lebih sakit dibandingkan dengan kenyataan yang membawamu terbang jauh ke atas kemudian berubah menjadi kenyataan yang menghempaskanmu keras di atas tanah. Bahkan jika sakit yang ditimbulkan sudah sembuh, akan ada luka yang membekas dan tak akan pernah hilang. Memberikan kenangan pahit yang perih dan sakit.

Aku tetap di tempatku dulu, masih tetap setia menunggu. Hanya saja kali ini kusadari bahwa sedikit demi sedikit hatiku mulai tidak bisa menerima kenyataan. Hatiku lebih memilih untuk menghindar dan menjauh, atau setidaknya berhenti dari kepura-puraaanku. Berhenti menggunakan topeng ini di hadapannya untuk menyembunyikan rasa kecewaku. Berhenti untuk berpura-pura tersenyum di depannya. Meskipun aku bahagia untuknya, tapi hatiku tetap tidak pernah bersedia untuk terus mempertahankan kepura-puraan ini.

Bolehkah sekali saja aku mengatakan padanya bahwa aku kecewa? Bahwa aku tidak pernah terima karena datang setelah kau lebih dulu mengenalnya. Setidaknya, bolehkah aku sekali saja mengatakan bahwa aku tidak terima dirimu dengannya? Aku tidak pernah bisa menerima bahwa kini kamu telah memilihnya. Meski aku bahagia untukmu, aku tidak pernah sanggup untuk benar-benar menerima semuanya.

Entah sampa kapan topeng ini akan terus kugunakan. Mungkin sampai aku lelah dan akhirnya berbalik dan membuka topeng itu. Atau mungkin saja selamanya aku akan menggunakan topeng ini di hadapanmu.


i never think that i dare to start this..
but even that i think it again,
it's just like a miracle

Kufikir cerita ini telah berakhir. Sempat terlintas dalam benakku bahwa tidak akan ada kemajuan apapun yang bisa kuharapkan meski aku telah berusaha. Pada akhirnya keputusasaaan membuatku berani untuk mengucapkan perpisahan. Perpisahan yang justru kemudian menjadi langkah awal untukku lebih mengenalnya.

Seandainya dulu aku lebih berani, mungkin saat seperti ini akan datang lebih cepat. Setidaknya aku tidak perlu jatuh berkali-kali. Tapi aku tidak menyesal, tidak merutuk sama sekali. Meskipun perlu waktu yang lama untukku sampai pada tahap ini, aku tetap merasa beruntung. Karena setidaknya sekarang aku tahu bahwa aku tidak menunggu untuk hal yang sia-sia. Karena setidaknya aku tahu bahwa dia bisa jadi lebih baik dari yang kubayangkan dulu.

Keajaiban.
Entah apakah ini yang orang-orang maksud keajaiban. Saat hal yang sepertinya tidak mungkin kemudian menjadi kenyataan. Saat aku merasa putus asa yang kemudian justru membawaku pada awal perjuangan baruku. Memberikan kekuatan baru untuk memulai segalanya.

Karena tidak ada yang pernah tahu bagaimana sebuah kisah berakhir. Seperti aku yang akhirnya sadar bahwa semuanya belum berakhir seperti yang kukira dulu.

don't u know??
that from the first time we met, I already like you..
and until now,,
it's never change...

Aku memang pernah mencoba beberapa kali. Mencoba untuk tidak salah paham dengan semuanya. Mencoba untuk menolak kenyataan itu. Bahwa dia ada, bahwa perasaan itu nyata. Tapi pada akhirnya, dia selalu hadir dan justru menguatkan semua perasaan itu, semua kenyataan itu. Bahkan batas antara mimpi dan kenyataan menjadi semakin buram, tidak jelas. Ketika tanpa sengaja hatiku berharap dapat melihatnya, entah dengan keajaiban seperti apa dia hadir tepat di hadapanku. Ketika aku berharap dia menghilang, kemudian tiba-tiba dia datang dan memperlihatkan senyumannya, dengan tatapan yang terasa begitu menghangatkan.

Karena hal itu, sampai saat ini dia tetap memiliki tempat istimewa di hatiku. Dia punya sosok yang tak dapat terhapuskan, sosok yang menjadi penuntunku. Ketika pandngan kami tanpa sengaja bertemu, aku kemudian mengulum senyum, senyum untuk diriku sendiri, senyum yang memiliki arti yang mendalam. Mata itu, mata yang mampu membuatku  percaya tentang adanya dunia dongeng. Senyum itu, senyum yang mampu membuatku tegar, tetap kuat, dan akhirnya membuatku merasa bahwa apa yang kulakukan itu benar, karena dia ada di dekatku, karena dia mendukungku.

Bahkan sampai saat ini, perasaan itu tidak pernah berubah untuknya. Tanpa ia sadari dia membuatku mampu bertahan, mampu melewati setiap fase perubahan yang mungkin dulu tak sanggup kulewati. Dia, karena memang dia yang membuatku menjadi seperti ini.

Atas dasar itu, aku ingin mengatakan padanya. Bahwa perasaanku untuknya tidak pernah berubah. Terima kasih, terima kasih telah memberiku kekuatan untuk bertahan, memberikan perubahan yang lebih baik. Terima kasih karena kamu ada.

Even that I want, my heart keep telling me to stop hoping...
Maybe because it's just getting me in pain...

Entah bagaimana harus kuungkapkan rasa syukurku ini karena telah diberikan kesempatan untuk bertemu dengannya. Karena ada banyak keajaiban yang diberikan untuk membingkai semua kenangan tentang dirinya. Bahkan rasa sakit yang berusaha kukemas agar bekas lukanya sama sekali tak terlihat. Tapi, tetap saja terkadang rasa sakit yang sering kuartikan sebagai penyesalan ini datang mengetuk ruang kosong hatiku, berusaha untuk memenuhinya dengan kesedihan dan tangis.

Tidak masalah jika seseorang mematahkan hatimu, karena setidaknya dia telah memberikanmu kesempatan untuk merasakan kebahagian, meski itu akhirnya hanya menjadi bayangan yang semakin memudar. Tidak masalah jika akhirnya kau benar-benar tidak pernah menyadari langkah kakiku yang terus mengikutimu bahkan sampai saat aku memutuskan untuk menghentikan semuanya. Karena suatu saat ketika kamu berbalik dan melihat jejak itu, semuanya akan menjadi misteri yang memberi warna bagi masing-masing diri kita.

Sekarang semuanya terasa lebih sulit, bahkan untuk sekedar melihatmu. Karena keberanian yang kumiliki untukmu telah menguap. Aku tidak lagi punya cukup keberanian untuk menunggu hingga batas waktu. Karena aku takut akan melihat orang lain yang menempati tempatku dulu. Aku tidak punya cukup keberanian lagi untuk bercerita atau bahkan sekedar menanyakan kabarmu. Karena aku takut kamu telah lelah mendengar kisah dan pertanyaan yang samadari orang lain. Aku tidak punya cukup keberanian lagi untuk berdiri tegar untukmu. Karena aku takut suatu saat justru akan melukai orang lain, membuat segalanya menjadi semakin rumit.

Kamu mungkin lupa hal-hal yang telah terjadi dulu, tapi aku justru mengingat setiap detail kejadian itu. Bahkan meski akuberusaha untuk menghapusnya, berusaha keras untuk menghilangkannya, agar terdapat ruang kosong untuk hal-hal lain yang bisa membuatku lupa tentang semuanya. Karena aku tahu aku tak mungkin lupa. Meskipun sulit untuk bertemu denganmu sekarang, tapi aku tahu bahwa hatiku akan menuntunku. Menjauh, atau kembali melangkah mengikutimu...


I already know about it,, I'm really different from them...
But thanks for supporting me..

Tidak ada lagi suara riuh di luar sana. Dentingan lonceng yang beebunyi tadi telah membubarkan barisan mereka yang sepanjang malam terus beradu argumen. Diamku kembali membuatku berfikir, tentang dia, tentang mimpi-mimpiku dan semua deret panjang nama-nama yang ingin kubanggakan. Bagaimana memulai langkahku, bagaimana menunjukkan diriku. Ya, karena aku berbeda.

Tidak seperti mereka yang memulai awal yang takselamanya gemilang, aku terus saja memiliki masalah dalam memilih langkah awal yang tepat. Ketakutanku membuatku memilih untuk tetap berada dalam garis aman yang tidak akan melukaiku. Ketakutanku sendiri yang menghalangiku untuk melihat daftar panjang mimpi-mimpi yang harus kuraih. Aku kembali ragu.

DImana harus kumulai langkah awalku kali ini? Titik amanku terasa semakin mengecil, membuat diriku sendiri terkekang dalam kebebasan yang seharusnya dimiliki oleh semua orang. Terlalu lemah, terlalu cengeng. Mungkin hal-hal seperti itu yang membuatku ragu, menambah ketakutanku. Aku butuh tongkat untuk menopang beban ini, membantuku untuk berjalan meski dengan semua perbedaan yang kumiliki. Meski dengan sisi lainku yang bahkan terus membayangiku.

Aku tahu aku berbeda,, dan karena berbeda aku menjadi takut. Karena tidak semua perbedaan mengartikan kebaikan, beberapa justru membuatmu merasa kalah dan terasingkan...


I think it's yesterday when I always see you in that place...

I think it's yesterday when I always waiting you..
But I don't know what happen,,,
because I don't found you anymore...

Aku benar-benar merasa terasing. Aku benar-benar telah merasa jauh darinya. Tidak ada lagi cerita atau mungkin sekedar pertemuan tak terduga. Semuanya justru semakin samar terlihat. Kau dan bayangnmu, mulai hilang seiring wakktu yang terus berjalan. Kau dan kenangan itu akhirnya kini mulai memudar.

Entah sekarang apa yang kumiliki untukmu. Aku benar-benar tidak tahu apa yang tersisa untukmu. Bahkan dirimu sudah tak mampu memperbaiki apapun lagi. Kau benar-benar telah menghilang, pergi, menyisakan sedikit ruang.

Pergilah, bahkan tanpamu aku masih bisa bertahan. Berharap suatu saat kita benar-benar hanya akan menjadi teman, ataukah menjadi sahabat yang saling mendukung.

Terima kasih, untuk setiap perhatian dan untuk setiap hal yang secara sadar atau tidak yang kau lakukan untukku. Aku berbahagia karena itu, bahagia karena memiliki kesempatan untuk mengenalmu....


when you fell that all the things that you do is useless,,

when someone broke your heart,,
when you find that everything is not right,
but, I always here,,
So, why you run?

Aku selalu percaya bahwa Tuhan selalu punya rencana untuk setiap kejadian yang terjadi. Bahkan sebuah pertemuan yang tak terpikirkan sekalipun bisa menjadi pertemuan yang menjadi suatu hal yang justru berpengaruh pada kejadian yang akan datang. Hal-hal kecil sekalipun, yang terkadang lebih sering tidak dihiraukan oleh orang lain. Bahkan hal-hal yang membuatmu jatuh dan menangis, bisa menjadi sumber kekuatanmu nanti.

Aku mungkin memang tidak pernah mengatakan apapun. Bukankah sebuah senyuman sudah cukup untuk menjelaskan semuanya? Karena bahkan seseorang tidak bisa menilai orang lain secara keseluruhan hanya dengan melihat kesehariannya saja. Karena ada bagian dari kehidupannya yang mungkin tidak ada yang tahu, atau hanya sebagian kecil orang yang tahu.

Tapi,percayalah satu hal. Bahwa diriku selalu ada disini, menunggu meski kau tak pernah memintanya.Tidak usah lari dari semuanya, aku tidak akan pernah menolak untuk menjadi pendengar yang baik...

Diberdayakan oleh Blogger.
Just my small notes Hope you enjoy this blog... :)

Pengunjung

About Me

Pengikut