Angel Wing Heart

nuni_nunita

my small notes

I don't know..
Can we just break up??

Malam kala itu pernah mengingatkanku untuk berhenti dan tak lagi kembali. Aku menolak untuk mendengar. Aku menutup telinga. Aku tersenyum dan memandangnya. Dia pasti tidak sadar. Karena dinding bercat itu menutupi wajahku. Lalu aku berjalan ke arahnya, kembali tersenyum. Ya, dia tidak boleh tahu apa yang malam coba sampaikan padaku.

Aku mendengarnya, sekali lagi. Beberapa hari yang lalu. Saat malam mencoba menenangkanku dan berusaha membuatku menjauh darinya. Aku lupa menutup telingaku. Aku sempat tergerak untuk melangkah pergi. Tapi aku mengingat janjiku. Apa dia juga masih mengingatnya?

Kini, suara-suara kecil berusaha untuk menahanku yang ingin melangkah pergi. Berusaha keras untuk membuatku bertahan. Bolehkah jika semuanya kuselesaikan sampai di sini? Bolehkah jika aku pergi untuk sementara? Atau selamanya?

Aku tersenyum, lagi. Dia pasti tetap tak sadar. Karena aku berbalik membelakanginya.Aku berbisik. Dapatkah kau mendengarnya??
"can we just break up?"

If people say let it be..
Then I'll say "whatever" and "I don't care"


Kamu harusnya tahu, hidup ini sedikit banyak mirip seperti pentas drama. Ada pemeran utama ditiap kisah, akan ada kisah yang berakhir bahagia, dan tidak sedikit yang berakhir menyedihkan. Kamu juga harus tahu, bahwa tiap pemain akan merasakan menjadi pemain utama, dan tidak jarang hanya menjadi pemain pendukung. Ya, tidak selamanya lampu sorot itu akan mengarah padamu, membuatmu mendapatkan perhatian banyak orang.

Tapi yang aku tahu, egomu terlalu besar. Meski aku mungkin tidak mengenalmu terlalu jauh, tapi aku yakin kamu tidak pernah mau menjadi orang yang tidak terkena sorot lampu itu. Kamu bukan tipe orang yang menerima begitu saja ketika kamu harus menjadi "bukan siapa-siapa".

Aku tahu itu, dan aku mencoba untuk pura-pura tidak tahu. Tapi terkadang di mataku tingkahmu tidak lebih dari sebuah akting yang dibuat-buat. Tak ada bedanya dengan tokoh antagonis di dunia dongeng yang berpura-pura baik di depan pangeran. Terlihat lemah dan tak berdaya. Lalu setiap orang akan melihatmu, bersimpati padamu.Dulu mungkin aku juga akan kasihan padamu. Tapi sekarang, aku ragu. Aku ragu apa kamu benar-benar membutuhkanku atau kamu hanya menjadikanku sebagai batu loncatan lalu meninggalkanku sendirian.

Aku tahu itu. Dan aku sudah tidak begitu peduli. Terserah jika kamu mau terus menggunakan topeng itu di hadapan semua orang. Tapi kamu juga perlu tahu, dihadapanmu aku sudah tak sepenuhnya berada di pihakmu. Aku lebih memilih diam.

Diberdayakan oleh Blogger.
Just my small notes Hope you enjoy this blog... :)

Pengunjung

About Me

Pengikut