Angel Wing Heart

nuni_nunita

my small notes

Is it true??
Or this just a bad dream...

Aku mendengar suara-suara berbisik. Diantara aroma pinus dan dingin yang merengkuhku. Aku memang tak mendengar suaranya, sangat jauh. Aku juga tak melihat wajahnya, tak mungkin terlihat. Tapi aku merasakan bahwa harusnya aku ada bahkan ketika dia mengatakan tidak, bahkan ketika dia mengatakan bahwa dia baik-baik saja.

Beberapa orang akan tersenyum, dan aku akan ikut tersenyum. Tapi ketika aku gelisah tak akan ada orang yang tahu, karena aku masih tersenyum. Lalu aku akan berharap bahwa ini hanya salah satu mimpi yang tak kuharapkan. Berharap bahwa aku akan terbangun dan kembali tersenyum tanpa rasa khawatir.

Semoga dia tahu bahwa aku memikirkannya. Memikirkan dia yang sekarang tidak berada di sampingku.

Semoga dia tahu bahwa aku mendoakannya baik-baik saja. Meski dia mungkin tidak akan pernah tahu..


If we talk about destiny...
I hope it's you...

Ketika pertama kali aku memulainya, tidak pernah terpikir sekalipun bahwa semuanya akan berubah seperti ini. Tidak ada lagi mereka, dan yang tersisa hanya dia. Meski berkali-kali berusaha untuk mengatakan tidak, tapi hanya namanya yang sering kutuliskan ditiap catatan kecil yang kubawa pergi. Tapi bukan satu dua kali kuhapus namanya, berusaha menghindar dan berpikir untuk pergi. Tetap saja terasa sulit.

Bukankah orang yang baik akan mendapatkan pasangan yang baik pula?
Aku tidak berbohong ketika kukatakan dia orang yang sangat baik. Setidaknya itu menurutku.  Tapi aku bukan orang yang cukup baik. Apakah itu berarti tidak mungkin aku?? Bukan melebih-lebihkan, tapi memang seperti itulah dia. Lalu, bolehkah aku memintanya menungguku sampai aku menjadi orang yang cukup baik untuknya? Atau bahkan terlalu berlebihan untukku ketika kukatakan bahwa aku benar-benar menyukainya?

Aku serius ketika kukatakan "aku menunggu". Aku serius ketika kukatakan"ya, itu kamu". Tidak bisakah dia membedakan keseriusan ku saat mengatakan kalimat itu di depannya?

Harusnya dia tahu. Hanya namanya yang pernah kusebut ketika bercerita dengan-Nya. Hanya namanya yang kuucap berulang-ulang berharap tidak ada yang salah dari semuanya. Berharap aku benar-benar orang yang cukup baik untuknya.

True love doesn't have a happy ending...
It's simple...
It's never end....

Ada satu nama, yang sering kusebut,, yang hadirnya begitu kurindukan,, yang entah tiap langkahnya yang menjauh begitu menyakitkan... Nama yang kusebut,, berkali-kali.. Nama yang untuk pertama kalinya, kusebut dalam doaku.. Nama yang kutuliskan berkali-kali.. Sebuah nama yang membuatku percaya, yakin, dan memulai hal baru.

Mungkinkah dia mengizinkan semua egoku untuk bertahan seperti ini? Ataukah dia memang tidak tahu sedikitpun? Bisa saja dia sudah tahu tapi memilih untuk diam, kemudian perlahan menjauh. Menghapus satu persatu kisah yang berusaha kuingat.

Jika orang-orang menyebutnya kisah cinta, aku lebih suka menyebutnya sebagai perjalanan hidup. Karena perjalanan hidup ini akan terus berlanjut, tidak berakhir begitu saja seperti kisah cinta yang ketika dua orang yang jatuh cinta akhirnya bersama lalu inilah yang disebut kisah yang berakhir bahagia. Perjalanan hidup akan terus berlanjut, sampai ketika kita harus menuliskan bab terakhir di batu yang terukir lalu melanjutkan perjalanan lain yang belum terjamah.

Ini hidupku, ini kisahku. Mungkin kisahku dengan dirinya. Tidak berakhir begitu saja ketika dia telah mengatakan ya, tidak putus begitu saja ketika dia mengatakan iya. Karena masing-masing dari kita hanya akan berjalan masing-masing dan tidak tahu akan bertemu di satu tempat yang berbeda nantinya.

Sebuah kisah,, sebuah cinta...

I don't know if this is real or just my dream..
If this is a dream,,,
so this is one of my nightmare...

Kapan terakhir kali kusebut namanya?? Kapan terakhir kali kugerakkan tanganku dan merangkai kata untuknya?? Dan kapan terakhir kali kulihat dia tersenyum dan kemudian mulai untuk bercerita panjang lebar?? Entahlah.. Sebulan yang lalu? Atau dua bulan yang lalu?

Karena jarak, aku tahu tidak mungkin untuk terus berpura-pura bahwa aku tak merindukannya. Tidak mungkin aku berpura-pura lupa, bahwa dia orang yang sering kuceritakan dulu. Jika dia begitu spesial, mungkinkah hatiku tega melukainya??

Perasaankukah? Atau ini hanya kenyataan yang terlalu cepat kusadari? Aku melihatnya pergi dengan tatapan marah. Atau mungkin benci? Sepertinya dia kesal, mungkin karena tindakanku, mungkin karena aku memang tidak menyadari ha-hal kecil tentang dirinya. Karena yang kutahu dia terlihat seperti membawa beban, ada cerita yang kemudian terpenggal.

Kali ini,, bolehkah aku menangis?? Sepertinya berlebihan, tapi mungkin ini bisa jadi lebih baik. Lebih baik dibandingkan bila perasaan bersalahku terus ada dan membuatku takut. Karena jika aku takut, mungkin saja aku menjadi ragu. Jika aku ragu, mungkinkah aku menjauh?

Ini kesalahanku. Kesalahan pertama setelah beberapa lama. Kesalahan pertama yang kusadari, mungkin. Kesalahan pertama yang membuatku percaya bahwa dia marah, atau kecewa.

Maaf. Tolong, maafkan kesalahanku.
Meski ini hanya perasaanku saja...

Diberdayakan oleh Blogger.
Just my small notes Hope you enjoy this blog... :)

Pengunjung

About Me

Pengikut