I hear a voice, and I think it's you
I run over than found that I take a wrong way
I should let you go,,
Forget the pain, and stay still in that side
or hide in other place, so I can't see you and hurt my heart more...
Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tegar dalam masalah ini. Untuk tidak menyerah dengan apapun, dan mempercayai apa yang hatiku ingin percaya. Aku berusaha mendengar bisikan-bisikan yang terdengar semakin melemah untuk kemudian kuteriakkan suatu saat nanti. Aku berusaha untuk melihat gambaran yang mulai buram agar suatu saat dapat kuperlihatkan pada orang lain. Bahwa inilah aku, dalam setiap perjuangan dan asaku untuk menggapai hal itu.
Kemudian aku meihatmu, yang entah mengapa terkadang menjadi sebuah penyesalan dalam hidupku. Karena jika aku tidak terlalu berani untuk memulainya dulu, mungkin tidak akan ada akhir yang seperti ini. Seandainya nalarku mampu menahanku, harusnya ia membuatku tidak berjalan sejauh ini. Hingga pada akhirnya, hanya akan ada kalimat pengandaian yang akan kugunakan untuk meluapkan rasa kecewa yang telah mencapai ambang batasnya.
Aku tertunduk, merasa sakit. Mengapa aku jadi seperti ini? Ada sesuatu yang mulai membungkam senyumku. Apakah ini air mata? Aku menemukan diriku telah benar-benar merasa kecewa, terjatuh. Tapi aku tahu bahwa hatiku bukanlah seorang pejuang yang gentar terhadap hal seperti ini. Mengapa aku menjadi bimbang dalam setiap keputusanku? Haruskah aku berhenti, tetap menunggu ataukah berlari menjauh? Ada banyak tanya yang kemudian membuatku kembali terdiam. Menghapus rasa kecewa yang tertumpah yang berubah menjadi penyesalan.
Diposting oleh
Riyuta
0 komentar:
Posting Komentar