can't you just turn around and look at me?
at least pause your step so that I can take one step towards you..
or should we walk in our own path?
Pernah tidak kamu melangkahkan kaki ke arah seseorang yang membat jantungmu berdetak sangat kencang? Untuk seseorang yang membuatmu tersenyum pada hujan. Untuk seseorang yang membuatmu mengagumi senja. Untuk seseorang yang membuatmu jatuh cinta pada langit. Namun, kemudian langkahmu terhenti. Saat dia kemudian tak lagi berbalik kearahmu. Dan hatimu kemudian ragu. Benarkah dia?
Punggung yang selama ini kulihat. Dia. Seseorang yang kehadirannya seolah menjadi keindahan yang dititipkan Tuhan. Seseorang yang tanpa sadar membiarkanku menitipkan hatiku padanya. Seseorang yang mungkin belum mengerti, atau tidak akan pernah mengerti, bahwa sedetik kehadirannya begitu berarti. Dan kini orang yang sama, yang tak lagi kukenali. Punggung yang sama yang kini seolah enggan menyapa.
Sepertinya hari itu mungkin benar-benar akan datang. Saat dia, yang kini berada di hadapanku, akan memilih berjalan dengan seseorang yang kepadanyalah hatinya telah berlabuh. Suatu saat. Orang yang selama ini selalu tersenyum mengarah kepadaku, akan memilih untuk berbalik dan berjalan berlawanan dengan arah jalanku. Suatu saat nanti. Aku akan tersenyum. Lagi. Sendiri. Karena mungkin dia memilih pergi.
Aku kembali menarik nafas. Panjang. Dan menghembuskannya dengan sangat berat.
Suatu saat aku akan kembali berharap dia akan berbalik, melihatku yang tetap berada di tempat yang sama dan kembali percaya padaku. Suatu saat, aku akan merindukannya. Aku tahu.
Tidak bisakah mencinta menjadi hal yang sederhana saja?
Diposting oleh
Riyuta
0 komentar:
Posting Komentar