it has been a months,
since the last time I told the world..
and it seems too long...
Sepertinya sudah lama..
Saat terakhir kali aku meilhat langit dan tersenyum. Bukan karena ada banyak bintang di sana. Namun, entah bagaimana dia menata gumpalan-gumpalan beriringan di sana dan menyisakan cahaya yang mengintip dari celahnya. Kemudian seperti aliran air, gumpalan itu seolah bergerak dan menjauh lalu menyisakan bulat sempurna bercahaya terang. Aku kembali tersenyum.
Sepertinya sudah lama..
Ketika aku melewati tumpukan batu tertata rapi yang membisu sambil menikmati terpaan angin tepat di wajahku. Aku mendengar nada-nada yang terputar jelas di kepalaku. Dalam heninganku, aku kembali menemukan nada yang pernah terlupakan. Dalam diamku, aku kembali memutar memori lama yang yang tak pernah lagi kuceritakan.
Sepertinya sudah lama..
Jika masih ada bagian dari masa lalu yang menginginkanku kembali, aku kembali menjadi ragu untuk mengulurkan tangan dan menyambutnya ramah. Aku sudah terlalu terbiasa dengan cerita karangan yang selalu mempertemukan upik abu dan pangeran idamannya. Aku juga terlalu sering terbang dan meninggalkan daratan.
Sepertinya sudah lama..
Aku dan kamu sudah terlalu terbiasa dengan kita dan mencoba tak menjadikannya utuh. Jika akhirnya tidak ada hal lain yang bisa kulakukan kecuali menjadi aku yang dulu, apakah aku yang sekarang bukanlah pilihan??
Sepertinya sudah lama.. Ya, sangat lama.. Entah sudah berapa coretan yang kulewati sekarang.
what should I do?
I just forget about my reason...
Dulu, aku selalu saja punya alasan untuk melihatnya. Aku selalu punya alasan untuk berbicara dengannya. Aku selalu punya alasan untuk bertemu dengannya. Kapanpun aku mau, kapanpun aku merindukannya. Aku selalu punya alasan untuk menulis. Di sini. Salah satu caraku untuk berbicara secara tak langsung dengannya.
Ketika semuanya telah berubah menjadi kebiasaan, sedikit demi sedikit aku menjadi lupa. Aku tidak tahu, apa alasanku dulu untuk melihatnya. Karena sekarang, aku justru punya alasan lain untuk menghindarinya. Aku tidak tahu, apa alasanku dulu untuk berbicara dengannya. Karena sekarang, aku punya alasan lain untuk diam dan tak menjawab pertanyaannya. Aku tidak tahu, alasanku untuk bertemu dengannya. Karena sekarang, aku punya alasan lain untuk kembali menjadi seseorang yang mengamatinya dari jauh. Kemudian aku lupa, berbicara dengannya lewat tulisanku. Ketika aku sedih, bahkan ketika aku benar-benar bahagia.
Aku benar-benar lupa. Setelah semua kebiasaan-kebiasaan lama tergantikan dengan kebiasaan-kebiasaan baruku. Aku menjadi orang lain yang kembali tidak mengenalnya sama sekali. Aku lupa. Entah bertahan sampai kapan.