Break time give me enough time to think..
about what I've done..
about the things I'm going to do...
and break time give me enough space to see what's going on here...
cause this is not about what's the best way I can go,,
but what's the right way I should take...
Sepertinya waktuku sudah cukup banyak kali ini. Setidaknya cukup untuk sejenak melupakan beberapa hal. Bukan untuk meninggalkan dan melupakan hal-hal yang sudah ada, tapi berusaha untuk melihat sesuatu dari sisi lain yang tak pernah kutahu. Ceritaku tentangnya tidak hanya tentang menunggu dan memerhatikan. Tapi kami tahu, atau mungkin ternyata hanya aku yang tahu bahwa hidup kami tidak seperti bumi yang berotasi mengelilingi satu titik, matahari. Hidup kami bukan sekedar milik aku atau milik dia. Hidup kami bukan sekedar apa yang kami berdua dapat lihat. Tidak sebatas itu. Masih ada daratan lain yang perlu ditapaki, masih ada samudera lain yang harus diselami, dan masih ada langit lain yang bisa dijelajahi. Hidup kami bukan hanya sekedar mimpi antara aku dan dia, tapi juga tentang mimpi-mimpi orang lain.
Aku tidak pernah pergi. Hanya saja aku butuh waktu untuk sendiri. Jika karena sikapku aku dan dia tidak bisa menjadi kami, mungkin dia memang seharusnya bersama orang yang lebih baik. Dan jika karena sikapnya aku dan dia tidak bisa menjadi kami, mungkin aku memang bukan orang yang tepat yang bisa menerimanya apa adanya.
I don't know..
Can we just break up??
Malam kala itu pernah mengingatkanku untuk berhenti dan tak lagi kembali. Aku menolak untuk mendengar. Aku menutup telinga. Aku tersenyum dan memandangnya. Dia pasti tidak sadar. Karena dinding bercat itu menutupi wajahku. Lalu aku berjalan ke arahnya, kembali tersenyum. Ya, dia tidak boleh tahu apa yang malam coba sampaikan padaku.
Aku mendengarnya, sekali lagi. Beberapa hari yang lalu. Saat malam mencoba menenangkanku dan berusaha membuatku menjauh darinya. Aku lupa menutup telingaku. Aku sempat tergerak untuk melangkah pergi. Tapi aku mengingat janjiku. Apa dia juga masih mengingatnya?
Kini, suara-suara kecil berusaha untuk menahanku yang ingin melangkah pergi. Berusaha keras untuk membuatku bertahan. Bolehkah jika semuanya kuselesaikan sampai di sini? Bolehkah jika aku pergi untuk sementara? Atau selamanya?
Aku tersenyum, lagi. Dia pasti tetap tak sadar. Karena aku berbalik membelakanginya.Aku berbisik. Dapatkah kau mendengarnya??
"can we just break up?"