It's not because i wanna say something nonsense..
That's just all thing that I like..
Aku suka suaranya.
Entah apa yang membuatnya begitu istimewa. Yang kutahu ketika telingaku mendapati suaranya, sontak hatiku akan berpaling mencarinya. Bahkan mungkin tak ada yang spesial dalam suaranya. Sepertinya bukan sihir yang dia ucapkan untuk membuatku tetap berada di dekatnya.
Aku suka melihatnya.
Aku suka duduk di dekatnya, sekedar diam mendengar celotehannya, atau melihatnya sambil mengagumi dirinya. Meski aku sadar bahwa aku tak pernah suka melihatnya bersama orang lain, meski itu terdengar egois.
Aku suka matanya.
Mata yang meski kadang tak menatap lurus ke mataku. Karena mata itu terlihat seperti lautan mimpi bagiku. Berlebihan mungkin. Tapi matanya lebih berkilau ketika dia menceritakan kisah yang bahkan terdengar sederhana.
Aku suka senja yang terlihat di dermaga sore itu.
Meski tak ada dia di sampingku, dia seolah menjadi sosok nyata yang merangkulku dalam kedamaian. Jingga terlihat berbeda di langit. Lebih damai, lebih bersahabat. Meski jika aku tau dia tak mampu kujangkau hanya dengan meihatnya dalam kejauhan.
Dermaga dan mimpi di ujung horison pagi itu. Aku melihatnya, berdiri di depan sana. Tak tergapai meski terlihat begitu dekat. Ada mimpi yang berderet setelahnya. Tentang jalan yang ingin kulewati, juga tentang dia.
Diposting oleh
Riyuta
0 komentar:
Posting Komentar