let's finish the story about you, and all the thing that I can do is just pray and wish the best for you...
Aku benar-benar tidak tahu tentangapa yang direncanakan Tuhan. Saat kuputuskan untuk menghentikan semuanya, memulai dari awal dan melupakan dirinya, dia justru lewat di hadapanku. Bahkan beberapa hari terakhir tidak pernah sekalipun aku melihatnya. Bahkan ketika terakhir kali menunggunya aku tidak menemukannya dimanapun, bahkan dihatiku. justru ketika kuputuskan untuk berhenti bercerita tentang dirinya, dan menjadikan ini sebagai cerita terakhir tentang dirinya, dia justru hadir, setidaknya menampakkan dirinya, mengatur ulang posisinya di hatiku.
Aku bukannya ingin menjadi orang yang tidak tahu diri, hanya saja aku benar-benar takut menafsirkan setiap tanda tentang dirinya. Aku takut bila tanda-tanda itu sebenarnya hanya penafsiran salah yang menjaadi penilaian objektif hatiku, mencari langkah aman. Bahkan meski berkali-kali kutemukan dia dalam kesendirianku, dia seolah menjadi hal aneh yang berbeda dari lainnya, menjadikannya berbeda, menjadikannya spesial.
Saya akan berusaha, saya tidak akan mengganggumu lagi. Cukup dengan mendoakanmu dari jauh, dan berharap segalanya akan baik-baik saja di sana.
Mulai saat ini, biarkan hatiku memilih untuk pergi selamanya. ^^
bisikan berikutnya akan datang, dan kemudian kembali menyadarkanku. "bukankan sudah kukatakan juga bahwa akan ada air mata?". menyendiri menjadi pilihan yang nyaman. entah harus kusebut ini keajaiban atau apa, karena akhirnya ada jarak yang tiba-tiba memisahkan kita. terbentuk begitu saja. memberi batasan antara mimpi dan kenyataan. hingga akhirnya aku tak mampu membedakan antara dirimu yang sesungguhnya, atau dirimu yang semu, hanya bayangan yang terus ku kejar.
pada akhirnya aku kembali menapaki jalan yang sama. kembali menuju hati yang terasa perih. membereskan hal-hal kecil tentang dirinya, dan berusaha untuk memulai hal-hal besar tanpa bayangannya. pada akhirnya, hatiku memilih untuk diam, membiarkanku untuk tenang dan berdamai. menghapus luka, menyimpan kenangan.
di lembar terakhir akhirnya kulihat diriku kembali sendiri. meski ada rasa syukur teramat besar atas pertemuanku dengannya, ada rasa sesal akan dirinya yang bahkan tidak pernah menyadariku hingga saat terakhir. saat akhirnya kututup buku tentang dirinya, saat akhirnya hatiku telah menyerah untuk mengikutinya...
i never think that finally i can get close with u just by a picture that i post, and suddenly that feeling disappear little by little by a word that u say to me...
But I never told you what I should have said
No, I never told you, I just held it in
Sepenggal lirik dari lagu Colbie Caillat, I never told u. Ada kekuatan dalam lirik yang satu ini. Tentang seseorang yang memiliki suatu rahasia yang sebenarnya berusaha untuk diungkapkan. perasaan yang sebenarnya terasa sakit, tapi tak mampu untuk diungkapkan.
Aku tersenyum kali ini, berusaha untuk tidak mengingat tentang kelakuan bodoh yang sering kulakukan. Kesalahan yang sekali lagi kulakukan. Menekan lampu sorot pada orang yang salah, di waktu yang sepertinya benar-benar salah. Entah ini sudah kali keberapa, yang pastinya rasanya tetap sama, "sakit". Dan perasaan itu kali ini hampir membuatku menangis, sampai akhirnya tiba-tiba refleks aku tersenyum. Bukan karena senang, hanya saja kali ini aku benar-benar menyadari kebodohan-kebodohan itu.
Rasa ingin tahuku membawaku bertualang ke berbagai mimpi orang lain. Membuatku larut dalam mimpinya, hingga hatiku sendiri ingin tetap tinggal di dalamnya. Dan rasa ingin tahuku juga yang sepertinya membuatku mengenalnya, dan berusaha untuk terlihat di depannya. Bahkan sepertinya rasa ingin tahu itulah yang memberikanku kekuatan untuk bertahan, untuk tetap melangkah di jalan berbatu, meskipun kakiku terluka.
Ya, aku memang tidak pernah memberitahu mereka apapun. Tapi bahkan aku yang paling tahu bahwa tingkah lakuku telah menunjukkan semuanya, membuatnya terlihat begitu jelas. Bahkan saat hatiku mulai berusaha mengukir sebuah nama yang berulang kali berusaha untuk ku tepis, namun akhirnya nama tersebut tetap tinggal dan telah menjadi satu dengan perasaanku.
bukankah seharusnya sudah dari dulu aku mundur dan menyerah? tapi tetap saja hatiku punya cara lain untuk meyakinkanku. Bukankah rasa lelah seharusnya membuatku jatuh dan menepis semua perasaan itu? tapi sekali lagi, hatiku punya cara lain untuk memberikan semangat melalui dirinya. lewat ingatan tentang senyumnya, aku melihat semangat untuk tetap bertahan. lewat ingatan tentang tatapan matanya, aku melihat harapan yang membuatku terus melangkah.
Bukan mauku untuk akhirnya terjebak sedalam ini. Entah sudah berapa kali kuyakinkan diriku bahwa tidak mungkin untuk terus tinggal di tempat itu. Tapi aku terlalu senang saat sekilas kulihat dirinya menengok ke arah dimana aku berdiri menunggunya. Aku terlalu senang melihat senyumnya hingga tanpa sadar aku kembali menunggunya untuk memberikan senyum yang sama padaku. Hanya saja hatiku tidak pernah mau menerima bahwa ada orang lain yang mendapatkan senyum itu lebih dari yang kudapatkan. Hatiku tidak pernah mau menerima untuk pergi dari tempat itu. Selalu dengan alasan yang sama. 'sekali lagi saja, setelah melihat senyumnya sekali lagi, aku akan benar-benar pergi'. Dan aku tahu bahwa justru senyum itu yang akan membuatku kembali pada pilihan awal untuk tetap bertahan.
Tapi, bisakah sekali saja kau sadar akan hal ini?
This is really about you,
and this is about me that always get a wrong place to stay...